Wednesday, April 26, 2006

Mobile Malware

Bel peringatan bagi para pengguna ponsel pintar, utamanya yang berbasis sistem operasi Symbian, sudah didentangkan sejak dua tahun silam. Ancaman bagi para pengguna ponsel saat ini berpotensi untuk menjadi sama jamaknya dengan serangan terhadap sistem komputer dan server.

Serangan tersebut mungkin saja terjadi karena banyak perangkat ponsel saat ini telah mengadopsi sistem operasi dan kecerdasan yang hampir sama dengan komputer. Selain itu, ponsel-ponsel tersebut dijual dalam jumlah unit yang sangat besar, namun hanya sebagian kecil dari mereka yang sudah dilengkapi dengan peranti keamanan mobile. Hanya ponsel-ponsel high-end keluaran terbarulah yang sudah diproteksi dengan peranti keamanan.

Panen Malware

Hasil evaluasi malware akhir tahun lalu yang dilakukan oleh McAfee sampai pada kesimpulan dan ramalan bahwa jumlah virus mobile berpotensi untuk berkembang sama baiknya dengan penyebaran e-mail phising yang menyerang komputer via Internet saat ini. Di sepanjang tahun 2005, setidaknya ada sekitar 226 virus ponsel yang telah beredar. Bahkan perusahaan antivirus McAfee memprediksi akan ada setidaknya 500 virus baru akan diciptakan.

Mobile malware pertama, Cabir, diciptakan oleh sekelompok penulis virus profesional di pertengahan tahun 2004. Virus tersebut menyerang perangkat genggam berbasis Symbian. Setelah itu, virus pertama yang menyerang sistem operasi Windows Mobile, Duts namanya, juga dirilis. Sekarang, sudah banyak virus dan worm yang menyerang perangkat-perangkat genggam. Mayoritas menjadikan perangkat berbasis Symbian menjadi targetnya.

Phising pada Ponsel

Sekarang, tak hanya perangkat genggam yang berbasis Symbian saja yang diincar oleh para cracker sebagai korban virus buatannya. Platform lain pun berpotensi untuk menjadi korban.

Area utama bisnis hacking di Indonesia seperti masih diatargetkan pada PC, setidaknya untuk beberapa saat ini. Hal tersebut bisa dilihat dari makin banyaknya kasus spam dan e-mail phising. Tapi itu tidak berarti perangkat genggam seperti ponsel dan PDA tak akan menerima serangan phising. Handset pun bisa menjadi target serangan e-mail phising, apalagi jika kita perhatikan sudah banyak ponsel yang mendukung aplikasi e-mail dan pembayaran online. Dan hal yang terpenting untuk diingat, banyak orang menyimpan informasi pribadinya dalam handset-nya.

Di Indonesia, kejahatan nirkabel melalui Bluetooth, bisa dikatakan masih sangat jarang. Kejahatan selular itu sendiri pun, meskipun penyebarannya bisa dilakukan lebih cepat ketimbang pada PC, masih belum mengalahkan kejahatan cyber yang menimpa komputer-komputer ber-platform Windows.

Pengamanan Handset

Dengan kecanggihan teknologi, pencuri data tak perlu ikut mencuri handset korbannya untuk bisa memiliki dan menyebarluaskan isinya. Mereka bisa duduk santai di kafe, melakukan browsing dengan perangkat Bluetooth-nya mencari korban, lalu menjalankan serangannya dari jauh tanpa sepengetahuan si korban.

Cara termudah untuk menyelamatkan handset kita dari serangan cracker adalah dengan berhati-hati menggunakan peranti Bluetooth pada handset. Jika ada pesan dari perangkat Bluetooth lain masuk ke dalam ponsel, meminta pairing dengan ponsel Anda, pastikan lebih dulu Anda mengetahui milik siapa perangkat tersebut. Jangan sembarangan menerima pesan atau program melalui Bluetooth dari perangkat yang tak dikenal.

Untuk memenerangi mobile malware, Anda bisa menambahkan fitur keamanan pada perangkat genggam Anda. Aplikasi antivirus untuk handset Anda pun bisa dicari di Internet. Salah satu alamat yang bisa Anda kunjungi untuk mengunduh aplikasi antivirus untuk handset Anda di alamat http://www.f-secure.com/wireless. Anda juga bisa mengunjungi alamat http://mobile.f-secure.com/ untuk mendapatkan beberapa jenis vaksin untuk virus-virus populer yang sudah dikenal, langsung dari browser ponsel Anda.

(Restituta Ajeng Arjanti, April 2006)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home