Sunday, August 21, 2005

Dunia Selular dan Perkembangannya (3G - 1)

Perkembangan teknologi komunikasi bisa disamakan seperti perkembangan jalan –mulai dari jalan tanah biasa yang sempit dan sulit dilalui, kemudian dipoles menjadi berbatu supaya mudah untuk dilalui, lalu disulap dan diperluas lagi menjadi jalan raya beraspal agar bisa dilalui banyak mobil, lalu dibangun menjadi sebuah jalan tol yang lebar dan bebas macet.

Manusia sebagai pihak pengakses informasi pun merasa tak puas dan bermimpi untuk mengakses gudang informasi nun terasa jauh. Tempat itu adalah Internet, sebuah kerajaan besar yang di dalamnya terdapat segudang alamat, disebut sebagai situs Web, yang berisi informasi-informasi yang mereka butuhkan. Mereka lelah berjalan di jalur yang sempit dan sulit dilalui. Mereka pun ingin mendapatkan akses yang cepat untuk berkirim data dengan yang lain.

Dari perumpamaan tadi, mobil adalah informasi. Jalan tanah yang yang sempit dan tak bisa dilalui mobil adalah sebuah ponsel tradisional standar, yang bahkan belum sepenuhnya bersifat selular. Ponsel ini adalah ponsel generasi pertama.

Jalan berbatu yang sudah bisa dilalui mobil adalah ponsel yang sudah dilengkapi dengan akses selular yang lumayan –bisa dipakai untuk bertelepon dan SMS. Fungsi minimal sebuah ponsel sudah ada pada ponsel yang masuk ke klan generasi kedua (2G).
Jalan raya beraspal yang sudah bisa dilewati oleh banyak mobil dengan jenis yang beragam adalah ponsel yang sudah dilengkapi dengan teknologi GPRS –teknologi yang memungkinkan penggunanya berkeliling mengakses informasi (browsing) di Internet. Ponsel semacam ini disebut sebagai ponsel generasi kedua (2,5G).

Makin lama, jalan raya beraspal kian mandek dan macet. Manusia pun ingin akses yang lebih kencang, akses bebas hambatan dalam mengakses dan saling berkirim informasi. Mereka pun ingin membangun sebuah jalan tol yang luas dan lebar, peranti yang dibalut dengan teknologi canggih yang mengusung jalur informasi bebas hambatan. Jalan ini memiliki fungsi yang sama dengan jalan beraspal tadi, namun ditambah dengan lebih banyak fitur yang menggiurkan. Jalan ini pun bisa dilalui oleh lebih banyak mobil, lebih banyak data, dalam waktu yang singkat. Jalan ini adalah ponsel generasi ketiga (3G).

Nah, sebelum bertemu dengan era 3G yang bisa kita sebut sebagai jalan tolnya teknologi komunikasi, kita harus melalui sebuah pintu tol. Pintu tol ini adalah teknologi EDGE yang bisa diklaim sebagai teknologi komunikasi generasi ke-2,75 (2,75G). Pintu tol inilah yang bakal menghubungkan kita, para pengguna ponsel, dengan lalu lintas bebas hambatan menuju dunia online mobile masa depan, dunia 3G, 4G, dan seterusnya.

Tumbuh Bersama Internet

Informasi adalah candu. Dengan makin majunya jaman, manusia pun ingin semakin pintar. Takut ketinggalan jaman, mereka pun ingin mengakses informasi sebanyak-banyaknya.

Perkembangan dunia teknologi komunikasi juga terkait dengan perkembangan Internet yang semakin pesat dan kian realtime. Kebutuhan penggunannya untuk mengakses data secara online, mendorong banyak orang untuk terus meningkatkan kemampuan perangkat telekomunikasinya. Bukan hanya bentuk yang mungil dan bergaya yang mereka cari pada sebuah ponsel, tapi juga keandalan dalam konektivitas dan balutan kecanggihan teknologi untuk berkirim informasi.

Jika ada permintaan akan kapasitas jaringan selular yang lebih lebar, tentunya untuk mewujudkannya, maka perlu ada dukungan terhadap infrastruktur teknologi. Sebagai gambaran, teknologi SMS telah berkembang menjadi MMS. SMS hanya melibatkan pengiriman data sebesar kira-kira 0,2kB (kilobyte) per SMS, sedangkan satu MMS bisa berukuran 40kB.

Perkembangan teknologi pun mempermudah para pengguna handset untuk melakukan transaksi selular. Misalnya saja mengakses konten melalui SMS,men-download gambar atau ringtone dan game-game Java, melakukan streaming audio atau video –semua sudah bisa dilakukan dengan ponsel.

Untuk mengakses konten SMS, data yang bisa melewati jalur selular adalah sebesar 1-10kB per SMS. Sedangkan proses download gambar, grafik, atau ringtone MIDI melibatkan data berukuran antara 5-40kB per transaksi. Untuk mengakses Java, jaringan dibebani dengan data berukuran 10-60kB. Untuk akses klip audio atau video, jaringan dilalui oleh data berukuran 50-200kB per transaksi. Dari sini sudah jelas, semakin keren bentuk informasi yang ingin diakses si pengguna, harus semakin keren pula ponsel dan teknologi jaringan yang dimilikinya.

Teknologi 3G bisa menyulap sebuah ponsel sebagai perangkat yang full fitur multimedia. Banyak pula yang menyebut teknologi ini sebagai freedom of mobile multimedia access (FOMA) –kebebasan akses multimedia yang mobile. 3G memanfaatkan teknologi W-CDMA (Wideband Code Division Multiple Acces) untuk mentransfer data-data yang berformat digital melalui jaringannya. Ibarat jalan tol yang lebar, 3G pun menyediakan bandwidth yang lebar demi kenyamanan para pengakses informasi.

Evolusi Jaringan Selular

Seperti yang bisa dilihat pada Gambar Evolusi Jaringan Selular, teknologi selular dunia utamanya dibagi menjadi dua kelas. Kelas pertama meliputi teknologi GSM sebagai standar di seluruh dunia, TDMA (Time Division Multiple Access) sebagai standar di Amerika dan PDC (Personal Digital Cellular) sebagai standar di Jepang. Sedangkan kelas kedua adalah kelas CDMA yang populer di wilayah Amerika Utara dan Korea. Semua teknologi tersebut nantinya akan mengarah ke 3G.

Fokus kita adalah pada evolusi GSM dari standar teknologi 2G ke 3G. Urutannya dimulai dari GSM standar (2G), kemudian GPRS (2,5G), lalu EDGE (2,75G), dan berlanjut ke W-CDMA dan HSDPA (3G) yang mejadi bagian dari UMTS.

UMTS (Universal Mobile Telecommunications Stystem) merupakan jaringan frekuensi universal yang mendukung kecepatan transmisi data berbasis paket hingga 2 Mbps. W-CDMA dan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) merupakan spektrum jaringan yang paling efisien untuk pengiriman data dan voice saat ini. Dan EDGE, meskipun tidak berada pada frekuensi yang sama, untuk sementara waktu diharapkan masih bisa meng-cover layanan 3G.

Kecepatan layanan komunikasi data pada 3G bisa dibilang setara dengan akses melalui fiber optic. Jaringan yang kencang seperti ini bukan hanya menjadi surga bagi para pengakses informasi, tapi juga bisa melayani segmen bisnis kalangan korporat.
Sebagai informasi, infrastruktur jaringan 3G berbeda dengan EDGE yang masih bisa beroperasi di jaringan GSM. Perlu ada alokasi frekuensi jaringan baru untuk implementasi 3G, plus dengan persiapan infrastruktur yang mapan.

(Restituta Ajeng Arjanti, PCplus, September 2004)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home