Sunday, August 21, 2005

Microsoft Windows dan Linux: Keduanya Bukan Hanya untuk PC

Hasil prediksi International Data Corp (IDC) tahun 2004, menyatakan bahwa pasar perangkat mobile bakal meningkat tajam. Pun para analis memprediksi, di tahun 2008 nanti, jumlah para pengguna ponsel bakal meningkat hingga angka 2 milyar. Hal ini membuka peluang bagi para jagoan-jagoan telekomunikasi, baik itu vendor perangkatnya atau para pengembang aplikasinya, untuk berinovasi.

Microsoft dan Linux, keduanya bukan nama baru dalam dunia sistem operasi. Microsoft dan Linux, keduanya bukan hanya bermain di dunia PC, melainkan juga di dunia perangkat genggam –bersaing dengan teman-teman lain, seperti Symbian dan Palm, misalnya.

Bagaimana sepak terjang Microsoft dan Linux di dunia perangkat genggam? Mungkin persaingan keduanya di masa kini, baik di dunia PDA (Personal Digital Assistant) atau smartphone, tidaklah seheboh persaingan mereka di dunia PC. Keduanya bahkan bisa dikatakan masih berada di bawah Symbian. Namun kenyataan ini tak berarti keduanya tak akan bersaing ketat di dunia perangkat genggam. Tren teknologi kelak akan membawa mereka masuk dalam persaingan yang sama dashyatnya dengan persaingan di dunia PC.

Microsoft Mobile Windows

Banyak orang menganggap, sebuah smartphone atau PDA berbasis sistem operasi Microsoft lebih mudah penggunaannya ketimbang smartphone yang berbasis Linux. Sebenarnya, berbasis sistem operasi apapun, sebuah perangkat genggam yang pintar tetap memiliki kemampuan yang relatif sama. Platform yang berbeda lebih berpengaruh pada sisi graphic user interface atau tampilan antarmuka-nya.

Alasan mengapa sebuah perangkat genggam, entah itu ponsel pintar, PDA, atau PDA phone, dikatakan smart adalah karena ia bisa berfungsi sebagai asisten pribadi pemiliknya. Selain memiliki fungsi PIM (personal information management), ia pun dilengkapi dengan memori internal yang lumayan besar untuk menyimpan data-data pemiliknya. Perangkat seperti ini bisa dipakai untuk browsing Internet, atau bahkan ngobrol online (chatting) via layanan Instant Messaging.

Masalah konektivitas bukan masalah pada ponsel-ponsel yang pintar. Mereka kebanyakan sudah dilengkapi sekaligus dengan teknologi nirkabel macam Bluetooth dan infrared. Beberapa bahkan sudah dilengkapi dengan teknologi jaringan 802.11b alias Wi-Fi (Wireless Fidelity).

Smartphone yang berbasis sistem Microsoft mendukung berbagai aplikasi yang mengusung nama Pocket –misalnya Pocket Outlook, Pocket Word, Pocket Excel, dan Pocket MSN. Aplikasi-aplikasi tersebut bekerja layaknya seperti aplikasi yang ada pada PC. Contohnya, Pocket Outlook, sama seperti Microsoft Outlook, berguna untuk menampung dan mengirim e-mail. Browser untuk jelajah Internet yang telah ditanam di dalamnya juga berbasis Microsoft, yaitu browser Internet Explorer.

Smartphone, PDA, dan PDA phone yang berbasis Microsoft bisa bersinkronisasi dengan desktop melalui ActiveSync –sebuah peranti lunak buatan Microsoft yang dipakai untuk mengatur koneksi antara PC dan perangkat yang di-paired dengannya.

Aplikasi yang ada dalam sebuah PDA atau smartphone meliputi fungsi Calendars, Contacts, Tasks, Inbox, dan fungsi pencatatan (Notes). Semua fitur tersebut termasuk sebagai PIM. Dengan program-program tersebut, pengguna perangkat genggam bisa menyusun jadwal kegiatannya, mengatur janji dengan rekan, dan mengorganisasi data-data tulisan dan suara pada ponsel pintarnya.

Browser pada perangkat genggam berbasis Microsoft mengusung browser Pocket Internet Explorer. Dengan begitu, para penggunanya bisa mengakses halaman-halaman Web atau WAP (Wireless Application Protocol) dari perangkat genggamnya. Untuk melengkapi kebutuhan penggunanya akan hiburan, ada aplikasi Windows Media Player yang bisa dipakai untuk memutar musik dan video.

Linux di Perangkat Genggam

Linux yang dikenal sebagai pahlawan open source oleh beberapa komunitas pengguna komputer, juga sudah mulai mengembangkan sayap di dunia handset. Para vendor ponsel mulai melirik Linux sebagai pelengkap opsi produknya. Motorola misalnya, cukup gencar memromosikan Linux sebagai basis ponselnya.

Melalui seri A760 dan seri baru A768i-nya, Motorola memperkenalkan ponsel pintar berbasis Linux. Fungsi smartphone atau PDA pada perangkat berbasis Linux tetap sama dengan yang berbasis Microsoft. Yang membuat keduanya berbeda hanyalah antarmuka yang ditampilkan ke penggunanya.

Bagaimana pun juga, Linux telah menyumbangkan sesuatu yang berarti ke dunia teknologi dan komunikasi. Dengan Linux, opsi yang ditawarkan bagi masyarakat TI pun makin luas. Fitur dan kemampuannya tak kalah dengan produk Mobile Windows. Pada Motorola A760 misalnya, kemampuan nirkabelnya sudah mendukung konektivitas nirkabel Bluetooth dan infrared.

Otak ponsel pintar atau PDA-nya adalah kernel Linux. Namun tidak berarti perangkat berbasis kernel tersebut tak bisa bersinkronisasi dengan Outlook pada PC. Jika pada Windows Mobile nama software-nya adalah ActiveSync, di Linux ada yang namanya OMA SyncML untuk melakukan pekerjaan tersebut. Format e-mail yang sudah didukungnya antara lain adalah format POP3, IMAP4, atau SMTP.

Fungsi PIM pada perangkat ini juga sama lengkapnya dengan perangkat berbasis Windows. Pastinya telah dilengkapi dengan Calendars, Notes, dan berbagai aplikasi yang mendukung kegiatan organizing.

Fungsi hiburan juga bisa ditemui pada perangkat genggam berbasis Linux. Ada beberapa tipe ponsel berbasis Linux yang juga dilengkapi dengan aplikasi pemutar musik berformat MP3 dan aplikasi video atau voice recording. Untuk mendukung akses Internet tanpa kabel, ponsel pintar Linux umumnya telah dilengkapi dengan browser WAP dan atau HTML –sudah mendukung format WML, xHTML, dan HTML.

Untuk fitur, sudah ada ponsel pintar Linux yang mendukung kamera untuk bergaya. Aplikasi editing juga umumnya sudah disertai dalam perangkat ini, bahkan penggunanya bisa mengedit naskah atau gambar dengan ponsel atau PDA-nya. Aplikasi Java pada Linux pun bisa menyuguhkan permainan yang menarik bagi penggunanya.

Persaingan di Pasar

Bicara soal persaingan, banyak orang memang lebih memilih perangkat pintar berbasis Windows. Faktor kebiasaan dan tampilan yang lebih manis masih berpengaruh di sini. Banyak orang yang sudah mengenal Windows merasa lebih praktis menggunakan perangkat berbasis Windows, tidak makan waktu untuk belajar lagi.

Meski perbedaan mendasar antara perangkat yang berbasis Linux dengan yang berbasis Windows terletak pada tampilan antarmukanya, para pengguna ponsel pintar dan PDA di pasar Indonesia lebih memilih untuk setia pada Windows. Mungkin karena alasan inilah, banyak vendor telekomunikasi di Indonesia enggan memasukkan produk berbasis Linuxnya di Indonesia.

Bisa dikatakan, di Indonesia, Motorola adalah vendor yang paling terlihat memromosikan Linux pada perangkat genggamnya -meskipun fokus utamanya untuk pasar Indonesia tetap pada produk berbasis Microsoft Windows. Porsi terbesar sistem operasi pilihan pasar Indonesia diraup oleh Symbian pada kelas smartphone, baru kemudian Windows Mobile di posisi kedua untuk produk smartphone dan PDA.

(Restituta Ajeng Arjanti, PCplus, Desember 2004)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home