Sunday, August 21, 2005

Ketika Fesyen dan Teknologi Bergabung

Ibarat sebuah pernikahan yang menyatukan dua pribadi yang berbeda –itulah yang terjadi antara dunia teknologi dan fesyen saat ini. Teknologi bukan lagi milik orang-orang yang serius berkutat dengan komputer atau mesin-mesin yang bekerja sebagai tangan kanan mereka. Teknologi pun kini menjadi milik komunitas pesolek yang peduli kecantikan dan gaya.

Berbagai desain ditawarkan. Seperti rancangan busana mahakarya seorang desainer, yang mungkin terkesan aneh dan neko-neko bagi sebagian orang, pun berbagai produk ponsel fesyen diterjunkan ke pasar. Harga kompetitif relatif mahal, tapi tidak mengutamakan fitur. Menu utama dari produk-produk komunikasi fesyen itu adalah keunikan bentuk –sesuatu yang beda lah yang ingin ditonjolkan.

A Whole Truly Fashion

Teknologi adalah atribut fesyen, ibarat sebuah masakan yang harus diberi bumbu. Baju keren, make-up oke, ditambah teknologi di genggaman tangan –itulah fesyen selengkap-lengkapnya, a whole truly fashion.

Vendor-vendor ponsel rupanya menyadari perubahan arah tren teknologi komunikasi. Yang paling dijagokan oleh mereka adalah bentuk mungil dan unik pada produk-produk gresnya –teknologi dan fitur konektivitas bisa dibilang sebagai yang kedua.

Kita ambil dua vendor yang sedang gencar-gencarnya pamer teknologi fesyen –Nokia dan Motorola. Nokia, Jumat lalu (26/11), baru saja meluncurkan tiga ponsel fesyen barunya yang terdaftar dalam klan keluarga seri 72. Ketiga ponsel tersebut –Nokia 7260, Nokia 7270, dan Nokia 7280– hadir dengan balutan warna fesyen hitam, merah, dan putih. Berbeda dengan Nokia yang memamerkan paduan warna tersebut, Motorola justru memilih warna metalik untuk membalut ponsel fesyen terbarunya, Motorola RAZR V3.

Sebelumnya, Siemens pernah memperkenalkan produk ponsel fesyennya yang berlabel Xelibri. Sayangnya, tipe Xelibri kurang sukses di pasaran. Melihat hal tersebut, Hasan Aula, Country Manager Nokia Indonesia, tetap mengatakan optimis ketiga produk barunya bakal laku di pasar. “Nokia selalu berusaha melakukan breakthrough, target kami sudah jelas –yaitu orang-orang fesyen yang ingin membawa suatu produk yang totally different”, ucap Hasan dalam peluncuran ketiga seri ponsel fesyen Nokia.

Pun Motorola terkesan optimis berpromosi di dunia fesyen dengan terus memajang nama RAZR V3, produk fesyen berdesain flip super tipis miliknya yang sekilas mirip dengan produk alat cukur (razor), yang belum lama diperkenalkannya di pasar Indonesia.

Dalam acara bergengsi bertajuk Motorola-Bazaar Fashion Concerto yang digelar pada tanggal 2 Desember 2004 pun, Motorola RAZR V3 lah yang bakal menjadi bintang utamanya. Sebagai informasi, acara tersebut merupakan acara tahunan yang menghadirkan nama-nama terkenal di dunia fesyen, kecantikan, musik, dan gaya hidup.

Mengintip Teknologi Fesyen

Jika diteliti, ada beberapa ciri yang dimiliki oleh ponsel-ponsel kelas fesyen. Pertama adalah bentuk yang unik bahkan terbilang aneh. Kedua adalah tuntutan teknologi, utamanya di bidang konektivitas, yang tidak terlalu tinggi. Dan ketiga, kehadiran kamera built-in untuk mematut diri dan menjepret gambar kenangan.

Jika ditilik dari ketiga ciri tersebut, rasanya ponsel-ponsel fesyen yang baru diluncurkan oleh vendor-vendor ponsel sudah memenuhi syarat. Bentuk mereka unik, konektivitas standar –minimal sudah ada koneksi GPRS dan port infrared, atau maksimal sudah dilengkapi dengan EGPRS (EDGE) dan Bluetooth. Dan terakhir, mereka sudah ditanami dengan sebuah kamera built-in.

(Restituta Ajeng Arjanti, PCplus, November 2004)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home